Curahan Guru - 17 Agustus 1994 merupakan waktu yang sangat bersejarah bagi bangsa Indonesia, karena menjadi saat yang selalu ditunggu-tunggu bagi seluruh warga Indonesia pada saat itu. Kemardekaan Indonesia- itulah kata yang diagungkan, menjadi semangat bagi warga negara untuk selalu mengenang peristiwa tersebut. Pada tanggal 17 Agustus selalu diperingati dan dilakukan upacara, akan tetapi kali ini sangat berbeda karena berada di tengah pendemi virus Corona/Covid-19. Kendati begitu tidak menghalangi kegiatan upacara peringatan kemerdekaan. Beberapa instansi melakukan proses upacara dengan cara virtual atau daring.
Sebagai warga Jawa Tengah Berikut cuplikan isi dari Pidato yang disampaikan oleh Gubernur Jawa Tengah H. GANJAR PRANOWO, SH, M.IP
SAMBUTAN
GUBERNUR JAWA TENGAH
PADA
UPACARA PENGIBARAN BENDERA MERAH PUTIH
PERINGATAN PROKLAMASI KEMERDEKAAN
KE-75 REPUBLIK INDONESIA
TANGGAL 17 AGUSTUS 2020
Bismillahirohmaanirrohiim.
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Salam sejahtera bagi kita semua
Om swastiastu
Namo buddhaya
Salam kebajikan.
Jajaran Legislatif, Eksekutif, Yudikatif, TNI/Polri, Para Sesepuh Jawa Tengah, Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama, Dunia Usaha, Perguruan Tinggi, dan semua Peserta Upacara serta masyarakat Jawa Tengah yang saya banggakan.
Di perayaan hari ulang tahun kemerdekaan ini saya akan berbagi kisah, yang mudah-mudahan bisa menginspirasi kita semua. Belum lama ini, saya berkunjung ke dusun Girpasang, Kemalang di Kabupaten Klaten. Ini dusun terpencil yang terletak di lereng Merapi. Untuk mencapai dusun ini, saya mesti berjalan kaki naik turun bukit, menapaki seribu lebih anak tangga. Ngos-ngosan dan sangat melelahkan.
Tapi, Bapak Ibu, rasa capek saya waktu itu seolah hilang ketika bertemu dengan Mbah Padmo Darsono yang usianya sekitar 70 tahun. Ia begitu bersemangat mengajak saya masuk ke rumahnya yang amat sangat sederhana, karena dindingnya sebagian besar masih pakai bambu alias gedeg. Kemudian kami ngobrol di dapur yang suasananya persis seperti rumah orang tua saya di Tawangmangu dulu; ada tungku dari tanah liat, tumpukan kayu, perkakas masak yang menghitam dan ada jagung yang digantung.
Waktu ngobrol di dapur itulah Mbah Padmo “nuturi” saya, urip kui sanajan abot tetep kudu dilakoni. Ojo sambat lan ojo ngeluh. Ojo mandeg senajan dengkul wis ndhredheg. Nasehat ini, menurut Mbah Padmo, juga selalu disampaikan pada warga Girpasang agar tidak mengeluh dan selalu bersyukur tinggal di lereng gunung.
Bapak-Ibu, di usia negara kita yang ke 75 tahun ini spirit jangan mengeluh itulah yang mesti ada di setiap dada kita. Seberat apapun kehidupan yang kita hadapi. Termasuk kondisi di tengah pandemi sebagaimana yang kita rasakan sekarang. Dari keteguhan tekad dan spirit hidup mbah Padmo itulah kita mesti bercermin.
Inilah saatnya kita menengok sanubari untuk menakar seberapa besar kadar cinta kita terhadap negeri. Kadar cinta itu tidak ditentukan seberapa penting posisi kita atau seberapa tenar nama kita. Kadar cinta itu diukur layaknya yang diajarkan Mbah Padmo pada orang-orang Girpasang untuk menjalani kehidupannya. Agar semua menjalankan tugasnya dengan ikhlas dan “tatag”.
Kondisi ini tentunya juga bisa kita simak lewat heroism perjuangan para pendahulu kita baik sebelum ataupun setelah kemerdekaan. Saat itu, persenjataan kita sangat sederhana dan terbatas. Namun, kita mempunyai satu senjata pamungkas, yakni tekat bulat terbebas dari penjajahan serta tekat bulat mempertahankan kemerdekaan.
Maka ketika pecah pertempuran di Surabaya, Semarang, Ambarawa, Bandung, Jakarta, Medan bahkan di Manado, semangat rakyat sama sekali tidak luntur. Meski ribuan saudara-saudara kita telah gugur dihantam peluru di medan tempur, tapi rakyat pantang mundur. Dan akhirnya kita mampu meraih kemerdekaan sekaligus mempertahankannya.
Bapak-Ibu, spirit itulah yang harus kita jaga untuk menghadapi tantangan ke depan. Sekali lagi saya mengutip ungkapan Mbah Padmo, urip kui sanajan abot tetep kudu dilakoni. Ojo sambat lan ojo ngeluh. Ojo mandeg senajan dengkul wis ndhredheg.
MERDEKA !
MERDEKA !
MERDEKA !
DIRGAHAYU REPUBLIK INDONESIA.
Wabillahitaufik wal hidayah
Wassalamu'alaikum Wr. Wb.
GUBERNUR JAWA TENGAH
H. GANJAR PRANOWO, SH, M.IP
Demikian tadi isi Pidato yang disampaikan oleh Gubernur Jawa Tengah. Untuk versi PDF bisa di download dengan klik berikut:
Posting Komentar untuk "Teks Sambutan Peringatan 17 Agustus '45 ke 75 Tahun 2020 Gubernur Jawa Tengah"