Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Filosofi Menulis dan Pengertian Karya Tulis Ilmiah

Filosofi Menulis dan Pengertian Karya Tulis Ilmiah 

Gambar ini diambil disini


Compiled By : 
M Rizal Jalil Puja Kesuma 


BAB 1 
PENDAHULUAN 
A. Latar Belakang 
Dalam berbagai dunia dan disiplin ilmu apapun penulisan menjadi hal yang penting dan sangat diperhitungkan. Didalam suatu negara atau instansi-instansi seperti Universitas dan lain-lain, meski memiliki standart penulisan tertentu akan tetapi pada dasarnya sama dan sudah diatur dan disepakati bersama-sama diseluruh dunia tentang penulisan tersebut. Nah, penulisan dalam hal ini adalah karya tulis ilmiah. 
Karya tulis ilmiah merupakan sebuah acuan yang digunakan dalam penulisan yang bersifat ilmiah seperti menulis kamus, makalah, skripsi, disertasi, dan lain-lain. Sehingga pemahaman mengenai karya ilmiah harus dipahami agar dapat menulis yang sesuai dengan standart penulisan yang baik dan benar. Untuk itu dalam makalah ini akan diberikan pengertian bagaimana filosofi menulis, apa pengertian karya ilmiah, dan apa kode etik karya tulis ilmiah. 

B. Rumusan Masalah 
  1. Bagaimana Filosofi Menulis? 
  2. Apa pngertian Karya tulis ilmiah? 
  3. Bagaimana hubungan karya tulis dan komunikasi ilmiah? 

BAB 11 
PEMBAHASAN 
1. Filosofi Menulis 
Menulis masih menjadi suatu hal yang momok atau sulit dilakukan bagi sebagaian besar orang. Kesulitan tersebut bukan karena tidak bisa menulis, akan tetapi lebih kepada kendala yang harus dihadapi dalam hal teknis[1]. Kebanyakan seseorang penulis pemula akan disibukkan dengan adanya tata penulisan yang baik, bentuk tulisan yang disajikan dan terkadang bingung dengan berapa lembar yang akan dihasilkan. 

Ada sebuah ibarat “ Harimau mati meninggalkan belang, gajah mati meninggalkan gading”. Bagaimana dengan manusia? Didalam diri seseorang tentunya ada keinginan agar dirinya dapat dikenang sampai kapanpun atau ada suatu hal yang dapat membuat orang lain mengenali meski telah telah meninggal. Untuk itu mestinya ada yang harus ditinggalkan yaitu hal yang baik agar selalu dikenang sepanjang masa. 

Seorang sastrawan berkata “Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat[2]”. Perkatakan tersebut mestinya dapat mengarahkan kita untuk selalu berkarya menjadi penulis yang handal. Menurut Jendral Anton Tabah, penulis buku Best Seller Bureaucracy Policing (2010), diperlukan sebuah obsesi untuk menjadi penulis yang handal dan obsesi terbesarnya karena terinspirasi dari kata-kata seorang pemimpin. Sebut saja Napoleon Bonaparte yang berkata “Saya lebih takut dengan seorang Penulis daripada dengan 1 (satu) batalyon musuh”. Senada dengan pendahulunya, presiden cekoslowakia, Vaclav Havel mengatakan bahwa seorang penulis bisa lebih hebat daripada 1 bridgade tentara. 

Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang tidak asing bagi kita. Sejak memasuki sekolah dasar hingga ke perguruan tinggi kegiatan tulis menulis sudah sering dilakukan. Dalam kehidupan sehari-hari pun, seseorang tidak terlepas dari aktifitsa menulis. Tetapi, mengapa sampai saat ini kemahiran menulis tetap menjadi persoalan yang kita hadapi.[3]

Menulis bagaikan memindahkan kata dari lisan menjadi sebuah tulisan, ketika menulis beberapa orang akan merasa plong[4] ketika menghadapi masalah. Seseorang tidak perlu takut gagal untuk menulis, kita dapat memulainya dengan hal yang ringan mengenai apa yang kita rasakan. Segera praktik dan menuangkan apa yang ada lebih baik daripada hanya sekedar teori yang tidak ada gunanya.[5]

2. Pengertian Karya Tulis Ilmiah 
Pengertian karya ilmiah/karya tulis ilmiah (KTI) menurut Parlindungan Pardede adalah tulisan yang mengungkapkan buah pikiran, yang diperoleh dari hasil pengamatan, penelitian, atau peninjauan terhadap sesuatu yang disusun menurut metode dan sistematika tertentu, dan yang isi dan kebenarannya dapat dipertanggungjawabkan[6]

Salah satu media komunikasi tertulis adalah karangan atau karena berbentuk tulisan maka dinamakan karya tulis. Banyak sekali bentuk-bentuk karangan yang dapat dijumpai dalam naskah tertulis, salah satu diantaranya adalah adalah karangan ilmu pengetahuan. Baik Karangan Ilmiah maupun Karya Tulis, dua-duanya menyajikan argumen atau gagasan keilmuan berdasarkan fakta yang ada. Penyajian karya tulis ilmiah harus dilakukan secra logis. 

Karya ilmiah merupakan sebuah karya atau produk dari komunikasi ilmiah itu secara tertulis. Seseorang yang berkomunikasi secara tertulis tetapi tidak disusun secara ilmiah tidak dapat disusun secara ilmiah belum dapat dinyatakan sebagai komunikasi ilmiah. Sehingga seseorang yang berkomunikasi secara tertulis yang disusun dengan pola penulisan ilmiah tetapi materi yang dikomunikasikan tidak ilmiah, maka tidak termasuk karya tulis ilmiah. Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa karya ilmiah adalah gagasan ilmiah yang disajikan secara sistematis dan ilmiah serta menggunakan bentuk dan bahasa yang ilmiah.[7]

3. Kode Etik Penulisan Karya Ilmiah 
Kode etik merupakan kumpulan norma yang harus dipahami ketika menulis karya ilmiah. Karena norma tersebut terkait pada perizinan, pengutipan dan perujukan terhadap suatu tulisan atau bahan yang digunakan, juga penyebutan sumber data maupun informasi. Seperangkat itu harus harus dicantumkan dan tidak bisa diabaikan. 

Kejujuran adalah suatu hal yang sangat penting, terlebih dalam penulisan ilmiah. Penyebutan rujukan terhadap bahan atau pikiran yang diambil dri sumber lain. Pemakaian pikiran atau bahan dari suatu sumber atau orang lain yang tidak disertai dengan rujukan dapat diidentikan dengan pencurian. 

Penulis karya ilmiah harus menghindarkan diri dari tindakan kecurangan yang lazim disebut plagiat. Plagiat merupakan tindak kecurangan yang berupa pengambilan tulisan atau pemikiran orang lain yang diakui sebagai hasil tulisan atau hasil pemikiran diri sendiri. Sehingga, penulis harus mencantukan pernyataan terkait bahwa pemikiran tersebut dari orang lain yang disebut dengan footnote atau daftar pustaka. 

Ketika rujuk-merujuk atau kutip-mengutip pada dasarnya boleh dilakukan dan bahkan dianjurkan. Akan tetapi, harus ada pengembangan untuk kemajuan ilmu pengetahuan. Nama sumber data atau informan, terutama dalam penelitian kualitatif, tidak boleh dicantumkan apabila pencantuman nama tersebut dapat merugikan sumber data atau informan dinyatakan dalam bentuk kode atau nama samaran.[8]


BAB 111 
KESIMPULAN 

A. Simpulan 
Menulis adalah suatu proses memindahkan suatu kata dari lisan kedalam sebuah tulisan. Menulis perlu agar seseorang dapat dikenang dengan karyanya meski telah meninggal. Tidak perlu takut dalam menulis mulaialah dengan hal sedehana yanga da dalam fikiran kita. 

Karya tulis ilmiah adalah gagasan ilmiah yang disajikan secara sistematis dan ilmiah serta menggunakan bentuk dan bahasa yang ilmiah pula. 

Kode etik merupakan kumpulan norma yang perlu diperhatikan ketika menulis karya ilmiah. Kejujuran merupakan kunci dari penulisan karya ilmiah yang baik, karena kegiatan dalam menulis ilmiah tidak lepas dari bantuan orang lain. Kutip-mengutip bisa digunakan asalkan untuk pengembangan ilmu pengetahuan. 

B. Saran 
Saya manyadari banyaknya kekurangan dalam makalah yang telah dibuat. Akan tetapi, harapannya dari beberapa paparan yang ada dalam makalah ini dalam membantu khalayak atau pembaca dalam sedikit memahami tentang karya tulis ilmiah. Semoga bermanfaat dan dapat menjadi perbandingan dalam pemahaman tentang karya tulis ilmiah. 

 


DAFTAR PUSTAKA
Kusmana, Suherli. 2012. Merancang Karya Tulis Ilmiah. Bandung: PT REMAJA ROSDAKARYA. 
Suharjono, Bambang. 2012. “Sukses Menjadi Penulis (Step By Step)”. Jakarta: ONCOR Semesta Ilmu. 
Sukino. 2010. Menulis Itu Mudah (Panduan Praktis Menjadi penulis Handal). Yogyakarta: Pustaka Populer Lkis. 
Tanjung, Bahdin Nur & Ardial. 2005. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Proposal, Skripsi dan Tesis). Jakarta: Kencana Prenama Group. 
(http://fkip.uki.ac.id/index.php?view=article&catid=41:artikel&id=68) Diambil dalam pdf Penulisan Karya Ilmiah oleh Dr. Sudirman Siahaan, M.Pd. 

Footnote
[1] Teknis adalah tata cara atau aturan-aturan yang harus dilakukan dalam melakukan suatu hal. 
[2] Masyarakat adalah satuan dari beberapa orang yang saling bekerja sama dan membuat suatu aturan didalam suatu daerah. 
[3] Sukino. 2010. Menulis Itu Mudah (Panduan Praktis Menjadi penulis Handal). Yogyakarta: Pustaka Populer Lkis hlm. 5 
[4] Plong adalah perasaan tenang yang dimiliki oleh seseorang, yang mana perasaan tersebut membuat seseorang menjadi lega dan tenang. 
[5]Suharjono, Bambang. 2012. “Sukses Menjadi Penulis (Step By Step)”. Jakarta: ONCOR Semesta Ilmu 
[6](http://fkip.uki.ac.id/ index.php?view=article&catid=41:artikel&id=68) Diambil dalam pdf Penulisan Karya Ilmiah oleh Dr. Sudirman Siahaan, M.Pd. 
[7] Kusmana, Suherli. 2012. Merancang Karya Tulis Ilmiah. Bandung: PT REMAJA ROSDAKARYA.hlm.3-4 
[8] Tanjung, Bahdin Nur & Ardial. 2005. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Proposal, Skripsi dan Tesis). Jakarta: Kencana Prenama Group hlm.7-8

1 komentar untuk "Filosofi Menulis dan Pengertian Karya Tulis Ilmiah"

Unknown 4 Juni 2016 pukul 01.04 Hapus Komentar
pedoman lomba karya tulis dikti http://adf.ly/1aqjNt