POTENSI PESERTA DIDIK | IQ, EQ, SQ, dan Multiple Intelegent
Sumber gambar disini
Compiled: Curahan Guru
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Dewasa
ini teknologi semakin maju, inovasi-inovasi baru selalu bermunculan. Banyak
tercipta alat-alat yang mempermudah segala aktivitas manusia. Alat-alat transportasipun
semakin canggih, tidak hanya dapat menjelajahi permukaan bumi tapi sudah
ditemukan alat-alat transportasi untuk menjelajah luar angkasa seperti ke bulan
dan ke Planet Mars. Penemuan-penemuan
ini merupakan hasil dari kerja otak yaitu pada kecerdasan Intelektual atau
Intelegence Quotient (IQ). Kecerdasan
intelektual (IQ) dapat di ukur dan dikategorikan menurut tingkat IQ itu
sendiri. Banyak instansi yang menyaring calon pegawainya melalui tes IQ. Tapi
seiring dengan perkembangan zaman, ternyata muncul pandangan bahwa IQ saja
tidaklah cukup untuk menentukan kecerdasan dan menjamin kesukseksan seseorang.
IQ harus disertai dengan kecerdasan lainnya yang disebut EQ (Emotional
Quotient) atau kecerdasan emosional. Hal ini dapat diterima oleh masyarakat
dalam kurun waktu yang lama sebelum muncul lagi pandangan bahwa IQ dan EQ saya
masih belum menjamin kesuksesan seseorang dan masih dibutuhkan kecerdasan
lainnya yang disebut SQ (Spritual Quotient) atau kecerdasan spiritual.
Pada hakekatnya, tidak ada anak yang
bodoh. Semua anak adalah cerdas, hanya saja pada bidang kecerdasan yang
berbeda. Mereka
akan mengembangkan kecerdasannya secara lebih optimal apabila mereka dirangsang
dengan cara yang tepat sesuai dengan jenis kecerdasannya masing-masing. Oleh
karena itu, setiap pendidik mau dan mampu mempelajari siapa sebenarnya sosok
siswa yang dididiknya. Kemudian berusaha mengembangkan potensinya, sehingga didapatkan
bibit yang cemerlang dimasa depan.
Anak cerdas karena keyakinan kita
bahwa semua anak pada dasarnya cerdas dan tidak ada anak yang bodoh. Maka dari
itu, dalam makalah ini akan dipaparkan beberapa potensi yang dimiliki oleh peserta
didik.
B.Rumusan masalah
a.Apakah IQ (Intelligence Quotient) itu?
b.Apakah EQ(Emotinal Quotient) itu?
c.Apakah SQ (Spiritual Quotient) itu?
d.Apakah Multiple Intellegence itu?
PEMBAHASAN
a. IQ (Intelligence Quotient)
Kecerdasan adalah:
1.Menurut bahasa
kecerdasan (intelegensi) diartikan sebagai kemampuan umum dalam memahami
hal-hal yang abstrak.
2.Menurut istilah
kecerdasan adalah kesanggupan seseorang untuk beradaptasi dalam berbagai
situasi dan dapat di abstraksikan pada suatu kualitas yang sama.
Wechsler
mendefinisikan intelagensi sebagai totalitas kemampuan seorang untuk bertindak
dengan tujuan tertentu, berfikir secara rasional, serta menghadapi lingkungan
dengan efektif.
Dari beberapa pengertian diatas dapat
disimpulkan bahwa kecerdasan merupakan
kekuatan atau kemampuan untuk melakukan sesuatu.
IQ adalah ukuran kemampuan intelektual,
analisis, logika, dan rasio seseorang. IQ mengukur kecepatan kita untuk
mengetahui hal-hal baru, memusatkan perhatian pada aneka tugas dan latihan,
menyimpan dan mengingat kembali informasi objektif, terlibat dalam proses
berfikir , terlibat dalam proses berfikir, bekerja dengan angka, abstrak dan
analitis, serta memecahkan masalah dengan menerapkan pengetahuan yang telah ada
sebelumnya.
Kecerdasan intelektual atau IQ mula-mula diperkenalkan oleh Alfred
Binet, ahli psikologi dari prancis pada awal abad ke-20.
Secara global, hakekat intelegensi bisa
diilustrasikan sebagai berikut:
·Kemampuan memahami sesuatu, makin tinggi intelegensi
seseoarang akan semakin cepat memahami sesuatu yang dihadapi.
·Kemampuan berpendapat, makin cerdas seseoarang makin
cepat pula
·Kemampuan kotrol dan kritik, makin cerdas seseorang
makin tinggi daya kontrol dan kritik terhadap apa yang diperbuat.
Teori-teori intelegensi sebagai
berikut:
a)Teori Dwi-Faktor, Sperman.
b)Teori Multi Faktor
c). Teori Kuantitas Intelegensi.
Weistren (1996) menjelaskan tentang IQ secara panjang lebar, ia
mengemukakan bahwa intelegensi berbentuk multifaset. Pada umumnya, intelegensi
diukur di sekolah serta lembaga pendidikan tinggi, serta pengukuran yang
dilakukan cenderung bersifat pengukuran skolastik. Adapun satuan angka yang
mereka peroleh atas hasil pengukuran tersebut tersaji dalam satuan
IQ(Intelligence Quotient). Intelegensi dalam ukuran kemampuan intelektual atau
ukuran kecerdasan yang mempengaruhi individu dalam belajar atau meraih
kesuksesan dalam hidupnya dapat dikelompokkan menjadi beberapa tingkatan,
yaitu:
§140 – keatas : jenius (very superior).
§130 - 139 : (sangat cerdas).
§120 – 129: cerdas (superior).
§110 – 119: diatas rata-rata (high average).
§90 – 109 : normal (average).
§80 – 89: dibawah normal (low normal).
§70 – 79: bodoh (dull).
§50 – 69: terbelakang (maron or debil).
§49 – kebawah: terbelakang (imbecil or ideot).
Faktor – faktor yang mempengaruhi hasil pengukuran
tes intelegensi
Seperti test-test yang lain, test intelegensi harus memenuhi sarat test,
antara lain bisa dipercaya. Salah satu cara untuk mengetahui hal itu adalah
dengan mengadakan test ulang, dengan materi test yang sama, objek yang sama/
anak yang sama, tempo/waktu yang cukup, artinya anak sudah lupa jawaban test
yang pernah dikerjakannya. Test yang baik akan menunjukkan hasil yang relative
konstan maksudnya pergeseran hasil test kedua tidak jauh dari skor pertama.
Victor Serebriakof dan Dr. Steven Langger mengungkapkan secara garis besar
terjadinya pergeseran skor karena faktor-faktor sebagai berikut:
a.Faktor keterlatihan. e. Faktor bawaan.
b.Faktor kesehatan anak. f. Faktor
lingkungan.
c.Faktor usia.
d.Faktor kesungguhan.
b.EQ (Emotional Quotient)
ØPengertian
Emosi
Emosi bersal dari kata
Emosi merupakan suatu perasaan yang muncul melebihi batas, sehingga
kadang-kadang tidak dapat menguasai diri dan menyebabkan hubungan pribadi
dengan dunia luar menjadi putus.
Menurut L.Crow dan A. Crow emosi adalah pengalaman yang efektif,
yang disertai oleh penyesuaian batin secara menyeluruh, dimana keadaan mental
dan psikologis dalam keadaan meluap-luap, juga dapat diperlihatkan dengan
tingkah laku yang jelas dan nyata.
Menurut Kaplan dan Saddock emosi adalah keadaan perasaan yang
kompleks yang mengandung komponen kejiwaaan, badan, dan perilaku yang berkaitan
dengan
Menurut Gollesman emosi adalah perasasan dan pikiran khasnya, suatu
keadaan biologis dan psikologis, suatu rentangan dari kecenderungan untuk
bertindak.
Jadi emosi dapat diartikan sebagai perasaan yang menggambarkan
keadaan biologis dan psikologis yang melebihi batas kemampuan seseorang,
sehingga orang tersebut bisa saja tidak dapat menguasai dirinya sendiri. Dan
keadaan yang demikian itu dapat diamati dari tingkah laku atau tindakan yang
jelas dan nyata.
ØPengertian
kecerdasan emosional (EQ)
Istilah kecerdasan emosianal (emotional intelegence) mulai
diperkenalkan secara massal pada tahun 1995 oleh Daniel Goleman lewat bukunya
yang berjudul
Kecerdasan emosional merupakan kemampuan untuk memotivasi diri
sendiri dan bertahan menghadapi frustasi
mengendalikan dorongan hati dan tidak melebih-lebihkan kesenangan, mengatur
suasana hati dan menjaga agar beban stress tidak melumpuhkan kemampuan
berfikir, berempati dan berdoa.
Reuven Bar-0n mengemukakan
sebagai mana dikutip oleh Stiven J. Stein dan Howard E. Book, ia menjelaskan
bahwa kecerdasan emosional adalah serangkaian kemampuan, kompetensi, dan
kecakapan nonkognitif yang mempengaruhi kemampuan seseorang untuk berhasil
mengatasi tekanan lingkungan.
Selanjutnya, Stevan J. Stein dan Howard E.Book menjelaskan pendapat
Peter Salovay dan John Mayer, bahwa kecerdasan omosional adalah kemampuan untuk
mengenali perasaan, meraih dan membangkitkan perasaan untuk membantu pikiran,
memahami perasaan bagaimana cara meningkatkan kecerdasan emosi dan maknanya,
dan mengendalikan perasaan secara mendalam sehingga membantu perkembangan emosi
dan intelektual.
Kecerdasan Emosi atau Emotional Quotation (EQ) meliputi kemampuan
mengungkapkan perasaan, kesadaran serta pemahaman tentang emosi dan kemampuan
untuk mengatur dan mengendalikannya.
ØUnsur-Unsur
Yang Membangun Kecerdasan Emosional
1.Mengenali emosi diri
2.Mengelola emosi
3.Memotivasi diri sendiri
4.Mengenali emosi orang lain
5.Membina hubungan
ØCiri-ciri orang
yang memiliki kecendrungan emotional tinggi
1.Mereka yang
mampu mengendalikan diri (mengendalikan gejolak emosi)
2.Memelihara dan
memacu motivasi untuk terus berupaya dan tidak mudah menyerah dan putus asa.
3.Mampu
mengendalikan dan mengatasi strees
4.Mampu menerima
kenyataan
5.Dapat merasakan
kesenangan meskipun dalam kesulitan
ØMelatih
Kecerdasan Emosional
Sejak kacil kita telah memiliki emosi dan berinteraksi dengan emosi tersebut. Kebiasaan
kita dalam menanganinya akan terus terbawa dan menjadi karakter seseorang
katika dewasa. Dengan demikian, alangkah
berbahagianya seorang anak yang memiliki orang tua yang peka dan pelatih emosi
diri ketika terjadi. Kenali apa saja yang berkecamuk dalam dada dan suara-suara
yang ,memerintahkan untuk bertindak. Tahapan berikutnya adalah melakukan
kontrol diri terhadap berbagai bentuk emosi yang ada. Bagaimana mengendalikan
diri ketika marah, tidak terpuruk, ketika merasa kecewa, dapat bangkit dari
kesedihan, mampu memotivasi diri dan bangkit ketika tertekan. Mengatur diri
dari kemalasan, menatap target yang menantang namun wajar, serta bisa menerima
keberhasilan maupun kegagalan dengan lapang dada.
Jika hal tersebut sudah dikuasai, selanjutnya adalah melatih
kematangan sosial. Bagaimana berempati, merasakan apa yang dirasakan orang lain
sehingga dapat memberi respon yang tepat terhadap sinyal-sinyal emosi yang di
tampilkan orang lain. Kematangan ini akan mudah dikembangkan jika aktif
terlibat dalam organisasi, bekerjasama dengan orang lain, dan memilki interaksi
sosial yang intens. Melatih kemampuan dalam memimpin dan dipimpin, memotivasi
orang lain, serta mengatasi dan mengelola konflik.
c.SQ (SPIRITUAL QUOTIENT)
SQ (spiritual quotient) merupakan
kecerdasan jiwa yang dapat membantu seseorang secara utuh. Menurut
Wigglesworth, Cindy (2012) spiritual intelligence adalah kemampuan untuk
berperilaku dengan bijaksana dan kasih sayang, dengan mempertahankan
kedamaian.SQ merupakan pusat dan paling mendasar dari kecerdasan karena menjadi
sumber pedoman bagi orang lain, menggabungkan kecerdasan rasional dan
emosional. Coles
mengemukakan kecerdasan moral juga memegang peranan penting bagi kesuksesan
seseorang selain kecerdasan kognitif (IQ) dan kecerdasan emosional (IE).
Kecerdasan moral sering disebut kecerdasan spiritual. Kecerdasan
spiritual ditandai dengan kemampuan seseorang anak untuk bisa menghargai
dirinya sendiri maupun diri orang lain , memahami perasan terdalam orang orang
di sekelilingnya , mengikuti aturan aturan yang berlaku.
Suharsono (2002) mengemukakan
sebutan untuk IS adalah kecerdasan spiritual dan bukan yang lainnya karena
kecerdasan ini berasal dari fitrah manusia itu sendiri.kecerdasan model ini
tidak dibentuk melalui diskursus – diskursus atau penumpukan memori faktual dan
fenomenal , tetapi merupakan aktualisasi dari fitrah manusia. Ia memancar dari
kedalam diri manusia , jika dorongan – dorangan keingintahuan dilandasi
kesucian , ketulusan hati , dan tanpa pretensi egoisme . Bahasa yang sangat tepat, kecerdasan spiritual ini
akan mengalami aktualisasinya yang optimal jika hidup manusia berdasarkan visi
dasar dan misi utamanya , yakni sebagai hamba(‘abid)dan sekaligus wakil Allah
(khalifah) di bumi.
ØFungsi SQ
(spiritual quotient)
Menurut Danah zohar dan Ian marshal
(2000) , dalam bukunya,
Ciri – ciri SQ tinggi menurut danah
zohar dan marshall memberikan gambaran bagaimana tanda – tanda orang yang
memiliki SQ tinggi ,yaitu:
a.Kemampuan
bersikap fleksibel(adaptatif secara spontan dan aktif).
b.Tingkat
kesadaran yang tinggi
c.Kemampuan
menghadapi dan memanfaatkan penderitaan.
d.Kemampuan untuk
menghadapi dan melampaui rasa takut.
e.Kualitas hidup
yang diilhami oleh visi dan nilai- nilai
f.Keengganan
untuk menyebabkan kerugian yang tidak perlu.
g.Kecenderungan
untuk melihat keterkaitan antara berbagai hal.
h.Kecenderungan
nyata untuk bertanya:mengapa?” atau “bagaimana jika ?” untuk mencaari jawaban
yang mendasar
i.Pemimpin yang
penuh pengabadian dan tanggung jawab
j.Kemampuan
mengahayati keberadaan tuhan
k.Memahami diri
secara utuh dalam dimensi ruang dan waktu
l.Memahami
hakikat dibalik realitas
m.Menemukan
hakikat diri
n.Tidak
terkungkung egosentrisme
o.Memiliki rasa
cinta
p.Memiliki
kepekaan batin
q.Mencapai
pengalaman spiritual
d.Multiple Intelligence
Multiple intelegence dalam
bahasa Indonesia diartikan sebagai kecerdasan majemuk atau kecerdasan
ganda.(Fandy’s, 2010),
Gardner
menekankan bahwa inteligensi hanya merupakan dasar ilmiah yang secara potensial
berguna.
PENUTUP
A. Simpulan
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa:
Kecerdasan
merupakan kekuatan atau kemampuan untuk melakukan sesuatu.
IQ merupakan ukuran kemampuan intelektual, analisis,
logika, dan rasio seseorang. IQ mengukur kecepatan kita untuk mengetahui
hal-hal baru, memusatkan perhatian pada aneka tugas dan latihan, menyimpan dan
mengingat kembali informasi objektif, terlibat dalam serta memecahkan masalah dengan menerapkan
pengetahuan yang telah ada sebelumnya
EQ merupakan kemampuan untuk memotivasi diri sendiri dan bertahan menghadapi frustasi
mengendalikan dorongan hati dan tidak melebih-lebihkan kesenangan, mengatur
suasana hati dan menjaga agar beban stress tidak melumpuhkan kemampuan
berfikir, berempati dan berdoa.
SQ merupakan kecerdasan rohaniah, yang
menuntun diri kita memungkinkan kita utuh. Kecerdasan spiritual berada pada
bagian yang paling dalam dari diri kita, terkait dengan kebijaksanaan (wisdom)
yang berada diatas nego. Kecerdasan spiritual adalah kecerdasan yang bukan saja
mengetahui nilai-nilai yang ada tetapi juga secara kreatif menemukan
nilai-nilai baru.
Multiple
Intelligence kecerdasan
majemuk atau kecerdasan ganda. Teori tentang
B. Saran
Semoga dengan adanya
pembahasan makalah kami dapat menjadi masukan dan sumber pengetahuan bagi semua
orang dan semoga bermanfaat. Kami menyadari sepenuhnya bahwa kami hanyalah
manusia biasa yang tak luput dari salah dan lupa, oleh sebab itu kami sadar
bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu kami sangat harapkan
kritik dan saran yang membangun dari semua pihak terutama dari dosen yang
bersangkutan, agar kedepannya dapat membuat yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Dr. Hamzah B. Uno, M.Pd. ‘’orientasi baru dalam
psikologi pembelajaran’’. (Jakarta: Bumi Aksara. 2006). Hlm. 58-59`
M Ngalim Purwanto. Psikologi Pendidikan. (Bandung:
Remaja Rosda Karya. 2011). Hlm.54-55
Parwira
, Purwa Atmaja ,
Prof. Dr. H. Djaali.
Prof. Dr. Nana Syaodih Sukmadinata.
Romlah.
Fandy's.
(2010). Teori Multiple
Intelligence Howard Gardner. [Online]
Tersedia:http://fandi4tarakan.wordpress.com/2010/01/03/teori-multiple-intelligence/.. [18 Maret 2012]
International Journal of Scientific and Research
Publications, Volume 3, Issue 5, May 2013 1
ISSN
2250-3153
http://www.mohammadnoor.com/2009/03/
http://kuliahsingkatku.blogspot.com/2013/06/tugas-makalah-character-building.html?m=1 Rabu, 19 Maret 2014
http://rinyyunita. Wka yangordpress.com/2009/01/25/kecerdasan-emosi/.
Rabu, 19 Maret 2014
http://rinyyunita. Wka
yangordpress.com/2009/01/25/kecerdasan-emosi/. Rabu, 19 Maret 2014
ISSN 2250-3153
Fandy's.(2010).Teori-Multiple-Intelligence-Howard Gardner
[Online].Tersedia:http://fandi4tarakan.wordpress.com/2010/01/03/teori-multiple-intelligence/.. [19 Maret 2014]
Posting Komentar untuk "POTENSI PESERTA DIDIK | IQ, EQ, SQ, dan Multiple Intelegent"